Tau Gak Sih Jancok itu Apa??


Saat kita mendengar kata jancuk mungkin sebagian besar orang akan mengira itu sebuah kata2 kotor dan kasar, namun tau gak sih kok kenapa orang banyak menghindari kata itu tapi akhir-akhir ini seorang seniman yang bernama sudjiwo tedjo dengan jancukersnya mampu membalikkan pemaknaan jancuk menjadi hal  yang lucu untuk diperbincangkan.
nah yoook kita coba kita cermati percakapan dibawah ini sob

paimo : weh cok, nandi ae kowe suwi ra tau ketok? (hai cuk, darimana saja kamu, lama gag kelihatan)
budi : jancuk raimu, nek nyelok seng nggenah, dipikir aku gag duwe jeneng ta? (jancuk mukamu, kalau manggil yang benar, memang aku gag punya nama apa?)

paimo : walah cuk, ngunu ae ngamuk, wong yo kowe meso ngunu(walah cuk, gitu aja marah, kamu aja juga meso gitu)
budi : oh iyo yo hahahahaha, jane aku bingung opo to jancuk iku? (sebenarnya aku bingung apa sih jancuk itu?). kok jarene saru tapi kok enak yo di omongno hahaha iso lego banget (kok katanya gag baik, tapi kok enak di ucapkan hahahaha bisa lega banget)

paimo : oalah kowe gag ngerti toh, kene kupingmu cedekno tak bisiki!
tak jelaskan pakai bahasa indonesia ae ben kowe luwe paham yo cok

jancuk atau dancuk iku boso khas suroboyo kene dewe, kan kowe arek suroboyo. mosok gag paham se cok?
budi : hmmmm ngunu ta?( sambil manggut manggutin kepala)
tapi kok malah aku tambah loro ati mbok celuki cak cok cak cok ae ket mau!!

paimo : hahahahaha ngene lo mbud!!

Menurut Kamus Daring Universitas Gajah Mada , istilah “jancuk, jancok, diancuk, diancok, cuk, atau cok" memiliki makna “sialan, keparat, brengsek (ungkapan berupa perkataan umpatan untuk mengekspresikan kekecewaan atau bisa juga digunakan untuk mengungkapkan ekspresi keheranan atas suatu hal yang luar biasa)

jancuk itu bisa bermakna ganda bisa negatif ataupun positif
jancuk adalah bahasa yang tabu untuk digunakan karena lebih banyak bermakna negatifnya seperti mengumpat, tapi arek surabaya lebih sering menggunakannya sebagai kata sapaan kepada teman

sehingga konotasi negatif kata jancuk dapat berubah menjadi positif bahkan dapat mempererat persahabatan

budi : ahh mosok seh, kagak percaya gua!!!
paimo : loh  kok malah dadi arek jakarta logatmu cok?   
budi : loh iyo ta hahahahah ayo ayo wes lanjutkan ceritamu. kadung seru iki
paimo : yo cok, sek tapi, aku tukokno kopi nak warung
budi : siap bos!! (berlari ke warung pesan kopi hitam tanpa gula)

contohe nek negatif
cok, ojok meloki aku ae (cok, jangan ikutin aku terus)

nek positif e
cok, apike jam mu(wih cok, bagusnya jam kamu)

Asal kata jancuk memiliki banyak versi
gendeng yo jancuk ae sampek akeh versine, kalah power ranger!!

Versi kedatangan Arab

Salah satu versi asal-mula kata “Jancuk” berasal dari kata Da’Suk. Da’ artinya “meninggalkanlah kamu”, dan assyu’a artinya “kejelekan”, digabung menjadi Da’Suk yang artinya “tinggalkanlah keburukan”. Kata tersebut diucapkan dalam logat Surabaya menjadi “Jancok”

Versi penjajahan Belanda

Menurut Edi Samson, seorang anggota Cagar Budaya di Surabaya, istilah Jancok atau Dancok berasal dari bahasa belanda “yantye ook” yang memiliki arti “kamu juga”. Istilah tersebut popular di kalangan Indo-Belanda sekitar tahun 1930-an. Istilah tersebut diplesetkan oleh para remaja Surabaya untuk mencemooh warga Belanda atau keturunan Belanda dan mengejanya menjadi “yanty ok” dan terdengar seperti “yantcook”. Sekarang, kata tersebut berubah menjadi “Jancok” atau “Dancok”

Versi penjajahan Jepang

Kata "Jancok" berasal dari kata Sudanco berasal dari zaman romusha yang artinya “Ayo Cepat”. Karena kekesalan pemuda Surabaya pada saat itu, kata perintah tersebut diplesetkan menjadi “Dancok”

Versi umpatan

Warga Kampung Palemahan di Surabaya memiliki sejarah oral bahwa kata “Jancok” merupakan akronim  dari “Marijan ngencuk” (“Marijan berhubungan badan”). Kata encuk merupakan bahasa jawa yang memiliki arti “berhubungan badan”, terutama yang dilakukan di luar nikah. Versi lain menyebutkan bahwa kata “Jancuk” berasal dari kata kerja “diencuk”. Kata tersebut akhirnya berubah menjadi “Dancuk” dan terakhir berubah menjadi “Jancuk” atau “Jancok”.

Versi Penelitian Jaseters

Menurut badan penelitian Jaseters, Kata Jancok merupakan suatu ungkapan kekecewaan yang merupakan sebuah gabungan kosakata berbahasa jawa, Jan yang berarti "teramat sangat, benar-benar" dengan Cak yang berarti "kakak, senior", yang berarti "kakak (kamu) sangat kelewatan".
Namun karena tidak ingin menyakiti hati senior tersebut, maka dirubahlah Cak menjadi Cok, sehingga tidak menyinggung orang tersebut dan terdengar familiar Jancok.

nah dadi wes ket zaman nenek moyang e awak dewe "jancuk" iku wes onok!
dadi iki kudu dilestarikan, makane ta nek tak celuk "cok" utowo "jancuk" iku jok ngamuk ben budayae awak dewe iku tetep terjaga 

budi : (mek mangut-mangut koyok ngerti ngertio)
wes ya tak nyruput kopine sek 
kesel aku ngoceh terus 
(mengangkat cangkir kopi yang dipesan budi tadi dan segera meminumnya)

paimo : JUAAAAANCCCUUUUUUK
kon pesen kopi opo bud kok pahit ngene
budi : kopi gatek gulo mo ben tambah greng kowe melekan

paimo : GATEEELL kon, awakmu lak ngerti aku gag doyan pahitan, reneo tak ajar ndasmu
budi : ampun mo(mlayu karo kecirit)

Comments