Gunung Wilis Menakjubkan


Singkat cerita gunung wilis merupakan salah satu jalur gerilya jendral sudirman sob, jika kita mendaki gunung wilis via kandangan. kare, madiun maka kita akan menemukan plakat yang tertulis jalur gerilya panglima sudirman. nah disini kami pun juga baru tahu informasi tersebut saat melakukan pendakian ke gunung ini.

gunung wilis berstatus gunung mati, letusannya sudah jutaan tahun lalu dari gunung wilis purba yang kini pinggiran kawah menjadi 4 buah puncak, kontur gunung wilis yang berbukit bukit, dengan kombinasi semak belukar yang cukup membuat kulit perih di trekking awal setelah perkebunan PTPN, kemudian berikutnya adalah keluar masuk sabana dan hutan, dengan kontur yang pastinya tidak rata :D . disini juga terdapat air terjun namanya air terjun kedung malem, dipergunakan untuk irigasi perkebunan sampai ke persawahan warga, dengan bekas bangunan irigasi buatan belanda weeeh tua juga nih. 

kami rombongan dari surabaya berangkat malam ke madiun kemudian menginap dirumah salah satu teman, sampai keesokan paginya baru dimulai keberangkatan ke PTPN kandangan. bedanya via kandangan ini kita memasuki kawasan PTPN sehingga memerlukan ijin ke penjaga perkebunan PTPN. untuk parkir kendaraan berada di paling ujung akhir perkebunan ada rumah petani perkebunan yang bisa dititipkan. tapi sebelum sampai disini kita harus mempersiapkan bokong sekuat mungkin karena perjalanannya setelah melewati jalan semen, cukup menyakitkan sob seperti di spangking gitu wkwkwk dosa dosa :D , bikin panas bokong maksudnya hehehe. dengan jalur batu-batu membuat sepeda motor cukup lah bergetar kayak vibrator heeh salaaah maapin :D . kalo ditanya berapa lama? cukup lama sampai anda dapat sepenuhnya menikmati rasa getaran tersebut hahaha. (tidak disarankan bawa motor matic ya sob karena beberapa teman ada yang mesinnya panas)


sesampainya di ujung perkebunan jalur mulai bersahabat cor semen juga masih utuh meski ada beberapa yang rusak. disini kita bisa mengambil air dari keran yang sumbernya langsung dari air terjun jadi uda dipastikan bersih sih yaah. 
jalur pertama setelah beberapa menit anda akan menemui persimpangan kekanan adalah ke air terjun dan kekiri adalah melanjutkan pendakian, jadi jalur ke air terjun adalah jalur balik kucing anda tidak bisa menerobos dari air terjun untuk  terus melanjutkan pendakian. nah disitu tidak ada plakat apapun untuk penanda jika ada persimpangan sewaktu itu persimpangan ke kiri tertutup rimbun semak-semak sehingga kami otomatis salah ambil jalur menuju air terjun. setelah melewati persimpangan tadi vegetasi didominasi oleh semak-semak yang setinggi dada maupun setinggi orang dewasa, sampai akhirnya akan menemui semak belukar yang cukup untuk menyayat kulit sob, disarankan untuk memakai celana panjang dan baju lengan panjang saja biar aman, semakin jauh rintangan semak berduri semakin lebat dan terkadang kami terpaksa untuk berjalan jongkok karena semak belukar yang membentuk seperti sebuah lorong kesakitan :D wkwkkw, nggak sedikit carrier kami tersangkut di ranting berduri.



keluar dari semak-semak ini bertemu dengan dominasi ilalang seperti yang awal tadi begitu terus naik dan naik sampai akhirnya di savana sebelum pucang sawit, pemandangan disini buagus banget kita bisa lihat cerukan cerukan dan kontur gunung yang indah, lebih bagus lagi saat matahari terbit atau tenggelam, cocok buat tempat camp tapi disarankan untuk memperhatikan saat pendirian tenda ya, soalnya disini adalah jalur angin. 



melewati sabana sebelum pucang sawit kita akan bertemu dengan hutan tropis saya sempat mengidentifikasi beberapa tanaman yaitu rotan liar dan pandan alas yang baru pertama kali ini saya melihat ukuran cukup besar 3-4 kali lipat tinggi orang dewasa dengan duri-durinya yang cukup mengintimindasi saya :D hehehe. di wilis ini masih menjadi habitat rusa dan monyet liar beruntunglah jika kalian melihatnya. melewati hutan tropis langsung disambut dengan trek terjal, semakin miring dan semakin miring saat mendekati pucang sawit. 



namun, sayangnya saat itu waktu uda menunjukkan pukul 6 sore dan kita masih di pucang sawit, belum melewati watu garuda, sehingga bayang-bayang puncak liman hanya menjadi harapan. keputusan untuk kembali turun dari puncang sawit dikarenakan salah satunya besok kami harus memulai aktifitas rutin(bekerja), dan yang kedua adalah ada salah satu rombongan kami yang sakit sehingga cukup memakan waktu lama dalam trekking, dan yang ketiga adalah manajemen air yang boros, karena ini pendakian gabungan dan ada beberapa orang yang tidak kami kenal ternyata pengkonsumsi air terbanyak seperti kebo sangat menyebalkan sekali dan saat itu juga kita merelakan beberapa botol untuk diberikan kepada pendaki yang berpapasan kehabisan air.


camp di sabana ternyata memberikan kepuasan bagi kami, semalaman kami tidur diluar tenda menatap langit yang baru pertama kalinya melihat langit seindah itu bintang bertaburan, warna ungu merah dan biru kosmos beserta cahaya galaxy, bahkan beberapa kali melihat bintang jatuh. sayang saat itu kami tidak ada kamera untuk mengabadikannya, jadi ya diabadikan pakai memori otak hehehe. sekilas gunung wilis tak begitu setenar semeru dan argopuro namun keindahannya cukup sebanding dengan bersihnya, kami belum menemui sampah berserakan, dan harap berhati-hati jika musim hujan soalnya banyak pacet disini. 

jaga etika untuk membawa turun kembali sampah dan jangan membuat api unggun. sempat kami menemui bekas api unggun yang abunya masih menyala di daerah sabana bekas pendaki sebelum kami. 

Comments